Ketika membicarakan perihal penilaian prestasi kerja, tentu tidak dapat lepas dari pertanyaan mengenai apa manfaat dilaksanakannya penilaian prestasi kerja. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan patut, karena dengan bertanya, seseorang berarti berpikir dan sepatutnya menindaklanjutinya dengan mencari dan mudah-mudahan menemukan jawabannya.
Sebelum membahas lebih lanjut terkait manfaat dari penilaian prestasi kerja, perlu kita pahami terlebih dahulu tentang apa itu prestasi kerja. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, prestasi kerja diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
Secara umum prestasi kerja dapat pula diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Apabila dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, ukuran yang dimaksud pada pengertian tersebut adalah SKP dan perilaku kerja. Dengan adanya informasi terkait dengan hasil kerja dan perilaku kerja pegawai melalui pengukuran prestasi kerja tersebut, dan ditopang dengan kemampuan untuk mengelola infomasi tersebut maka muncullah manfaat-manfaat atas jerih payah dilakukannya penilaian prestasi kerja pegawai.
Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan dengan tujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Dengan adanya objektivitas tersebut, penilaian prestasi kerja dapat menjadi masukan dalam pembinaan pegawai secara umum dan memberikan umpan balik kepada pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka.
Oleh karena itu, manfaat penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1. Memperbaiki prestasi kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai, pimpinan unit kerja dan pengelola kepegawaian untuk dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka.
2. Menyesuaikan kompensasi
Penilaian prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan peningkatan pendapatan dalam bentuk penambahan tunjangan kinerja, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya. Pegawai yang menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik akan diberi penghargaan dengan pemberian tunjangan kinerja yang lebih besar.
3. Manjadi pertimbangan dalam mutasi jabatan dan wilayah kerja
Mutasi wilayah kerja, promosi, dan demosi turut didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
4. Mengarahkan pendidikan dan latihan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan pegawai akan pendidikan dan latihan terkait dengan kegiatan tugasnya. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. Pendidikan dan latihan dapat meningkatan kompetensi pegawai dalam mencapai sasaran bahkan mengembangkan potensi lainnya.
5. Mengarahkan perencanaan dan pengembangan karier
Umpan balik dari penilaian prestasi kerja dapat mengarahkan perencanaan dan pengembangan karier selanjutnya bagi pegawai tersebut, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus lebih ditekuni oleh pegawai.
6. Mendeteksi penyimpangan proses penempatan pegawai
Hasil penilaian prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan proses penempatan pegawai sehingga dapat menjadi pertibangan dalam melakukan penempatan ulang ke posisi yang lebih menguatkan.
7. Menunjukkan kelemahan standar operasional prosedur (SOP)
Hasil penilaian prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kelemahan dalam desain pekerjaan/standar operasional prosedur (SOP). Penilaian prestasi kerja dapat membantu pimpinan unit kerja dan pihak-pihak lain untuk mendiagnosa letak kelemahan tersebut.
8. Meningkatkan keadilan
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi dan jauh dari subjektivitas para pengambil keputusan.
Dengan mengetahui dan memahami manfaat dilaksanakannya penilaian prestasi kerja yang demikian positifnya, maka langkah setiap pegawai dalam mengimplementasikannya diharapkan akan semakin yakin dan pasti.
Di sekolah saya, kehadiran pegawai diukur dengan mesin presensi deteksi mata(retina). Di satu sisi bagus, memberi semangat agar disiplin dan terukur dengan sangat detail seperti kerja di pabrik ;). Di sisi lain, karena tidak ada back-up tertulis, jika mesin bermasalah/mati lampu, maka kehadiran kami tidak terukur dengan benar. Saya tidak tahu harus bangga atau tidak dengan sistem seperti itu. Jika mesin tidak bisa membaca kinerja saya, saya hanya punya murid-murid yang paling jujur menilai kinerja saya :)
BalasHapus